Kepolisian mencatat jumlah kendaraan di Jakarta meningkat hingga 2-3% tiap tahunnya. Hal ini berdasarkan Data Samsat Polda Metro Jaya.
Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Doni Hermawan mengatakan, hingga saat ini jumlah kendaraan yang ada mencapai 23 juta unit. Perhitungan ini hanya berdasarkan data tersebut.
"Ya kurang lebih ada 2-3% kenaikan tiap tahun," kata Doni kepada wartawan, Jumat (25/8).
Ia menyebut, potensi kenaikan jumlah kendaraan masih sangat mungkin terjadi. Apalagi bila daya beli masyarakat semakin tinggi.
"Tergantung dari ekonomi di negara kita. Kalau semakin baik masyarakat daya beli nya tinggi itu menentukan," ujarnya.
Sementara itu, terkait jumlah kendaraan, pihaknya akan mengkaji usulan penerapan ganjil-genap di Jakarta selama 24 jam penuh. Rencananya, tujuan itu dibuat untuk tekan polusi udara.
Doni mengatakan, tiap usulan untuk dijadikan kebijakan tidak bisa langsung seenaknya direalisasikan. Setelah itu, pihaknya akan menerapkan uji coba.
"Itu harus didiskusikan," ucapnya.
Apalagi, menurut Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah, ganjil genap 24 jam dapat menjaga kualitas udara dan mengurangi kemacetan. Jumlah kendaraan yang begitu marak di jalan raya bisa menjadi penyebab polusi udara.
"Harapan saya, pemda segera mengevaluasi yang sudah dilakukan beberapa hari ini masukan dari saya kalau memang evaluasinya sangat kecil, mengurangi polusi segera dilakukan ganjil genap ini berlaku 24 jam," kata Ida kepada wartawan, Kamis (24/8).
Saat ini, sistem ganjil genap diterapkan saat jam sibuk pada pagi dan sore hari. Ida mendorong agar sistem ganjil genap seharian penuh dipertimbangkan.
"Berlaku 24 jam biar memang betul-betul bisa mengurangi karena kita sama-sama mendengar polusi udara terbanyak adalah disumbangkan oleh kendaraan bermotor. Anggaran kemacetan tidak ada, anggaran bisa dari BTT dulu, kan dari COVID," jelasnya.